Engklek Permainan Tradisional

Bab 1

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Masa kanak-kanak merupakan masa paling menyenangkan dimana pulang sekolah setelah mengerjakan tugas banyak waktu untuk bermain. Masa kanak-kanak jaman dahulu dengan jaman sekarang memang sangat berbeda. Jaman dahulu saat sore hari banyak anak-anak diluar rumah atau di lapangan sedang bermain, bermain memainkan permainan tradisional. Salah satunya permainan tradisional engklek atau sondah biasa dimainkan oleh anak perempuan. Permainan ini mudah dibuat, hanya dengan menggambar menggunakan batu atau kapur untuk membuat garisnya, dan tiap pemain hanya memegang sepotong pecahan genting atau batu yang berbeda.
Namun saat ini, permainan tradisional sangatlah jarang terlihat dimainkan oleh anak-anak. Mungkin pengaruh gadget membuat anak-anak jaman sekarang lebih memilih bermain game di gadget daripada bermaina langsung. Sehingga mereka tidak dapat merasakan betapa asyiknya bermain bersama-sama teman-teman memainkan permainan tradisional.

1.2 Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud permainan tradisional engklek atau sondah?
  2. Apa alat yang digunakan dalam permainan engklek atau sondah?
  3. Bagaimana cara bermain engklek atau sondah?
  4. Apa manfaat yang diperoleh dengan memainkan engklek atau sondah?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan permainan tradisional engklek atau sondah, alat yang digunakan dalam permainan tersebut, cara bermain permainan tradisional engklek atau sondah, dan maanfaat yang diperoleh dengan memainkan permainan engklek atau sondah.

1.4 Manfaat

Mempernkenalkan kembali permainan tradisioanl kepada pembaca, khususnya kepada anak-anak sehingga mereka dapat mengenal kembali permainan tradisional yang ada di Indonesia serta menambah wawasan bagi penulis.




 

 

  

Bab 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian / Sejarah

Sejarah engklek atau sondah
Engklek atau sondah adalah permainan tradisional sederhana yang cara memainkannya hanya dibutuhkan sebatang kapur untuk menggambar bentuk persegi sebanyak 8 buah di lantai atau di tanah lapang.
Mungkin kita merasa bahwa permainan engklek atau sondah adalah permainan asli tradisional Indonesia, tapi faktanya bukan. Permainan ini berasal dari Roma, Itali. Permainan ini di roma disebut permainan Hopscotch yang mempunyai arti Hop (melompat atau lompat) dan scotch (garis-garis yang berada di dalam permainan tersebut). Awalnya di Roma permainan engklek atau sondah/Hopscotch ini di gunakan untuk latihan perang para tentara Roma. Biasanya permainan ini dilakukan tentara Roma di daerah Great North Road (Perjalanan untuk penjajahan daerah dari glosgow, Skotlandia ke Inggris). Arena permainan di buat lebih luas yaitu lebih dari 100 kaki (31 Meter) panjangnya. Permainan ini untuk melatih kecepatan, kekuatan dan stamina tentara Roma sambil membawa perlengkapan perang.
Penyebaran engklek atau sondah
Penjajahan Roma bermula dari Negara Inggris dan Skotlandia. Mereka mengajarkan gaya hidup dan permainan Hopscotch kepada anak-anak Inggris dan Skotlandia. Hopscotch menyebar cepat ke segala penjuru ketika orang-orang Inggris dan Skotlandia pindah ke Ameraka dan menetap disana. Terlebih lagi tentara Roma memperluas negara jajahannya hingga sampai ke Eropa. Hopscotch akhirnya menjadi permainan favorit seluruh dunia termasuk Asia dan Alaska. Hingga anak-anak dari negara Belanda pun menggemari permainan Hopscotch dan membawanya ke negara Indonesia. Permainan Hopscotch yang dikarenakan berasal dari daerah Barat mulanya, menjadi dugaan sementara bahwa permainan hopscotch diperkenalkan dan dibawa pertama kali ke negara Indonesia pada zaman kolonial Belanda. Negara Belanda mengajarkan permainan hopscotch ini kepada anak-anak pribumi yang mereka jumpai.

2.2 Alat yang digunakan untuk bermain Engklek atau sondah

Alat yang digunakan dalam permainan Engklek atau sondah tidak banyak dan tidak sulit untuk dicari. Alat untuk membuat garisnya sendiri tergantung dari tempat kita bermain.
Di Luar rumah : jalan aspal komplek ( kapur) lapangan yang di cor (menggunakan kapur) dan di tanah (garis dengan menggunakan kayu atau apapun yang bisa digunakan sebagai alat pembuat garis d tanah)
Dirumah : garasi (gunakan selotip) dan dalam rumah (gunakan karpet Puzzle)

2.3 Cara bermain engklek atau sondah

  1. Buatlah tempat untuk bermain engklek atau sondah. Seperti gambar di bawah ada bentuk pesawat, gunung, dan baling baling
  1. Setelah selesai, setiap pemain harus memilih / mencari kojo untuk dilempar. Contohnya seperti pecahan genting atau batu, dan sebagainya.







2.1 Maanfaat bermain permainan tradisional Engklek atau sondah

Cara memainkan permainan Engklek atau sondah cukup sederhana dan juga menyehatkan.
  1. Tentunya dapat melatih keseimbangan, Karena setiap pemain diwajibkan untuk melompati setiap persegi dengan sebelah kaki saja
  2. Ketangkasan dan kekuatan kaki si pemain, sebaiknya kaki yang digunakan untuk menopang berat tubuh ialah kaki kanan, karena biasanya sebagian besar orang lebih nyaman untuk berjinjit dengan kaki kanan dibandingkan kaki kirinya. Sulit menjaga keseimbangan ketika kaki kiri digunakan untuk menopang berat tubuh. Jika pemain kurang cermat dalam menjaga keseimbangan kakinya, maka tentunya ia akan terjatuh dan gugur dalam permainan.
  3. Ketika bermain permainan Engklek atau sondah ini dapat dipastikan bahwa si pemain mengeluarkan keringat dan membakar banyak kalori akibat melompat-lompat dengan satu kaki. Sama saja dengan kegiatan berolahraga
  4. Mengajarkan ke ikhlasan, dalam permainan selalu ada yang menang dan kalah, disitulah ditanamkan bahwa mennag dan kalah adalah hal yang biasa yang penting kita belajar untuk besok bagimana caranya untuk bisa menang.
  5. Mengenal lingkungan sekitar, anak diajarkan untuk mengenal lingkunagn sekitar , karena permainan ini dilakukan diluar rumah.




Bab 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Permainan tradisional seperti ini harus tetap kita lestarikan, apalagi saat ini minat anak-anak masih cukup kurang dengan permainan tradisional. Sehingga anak-anak bisa mengenali permainan tradisional yang ada. Karena permainan tradisional ini juga menyehatkan dan memiliki manfaat.

3.2 Saran

Kita sebagai generasi yang pernah merasakan asyiknya memainkan permainan tradisional harus tetap menjaga dan bisa melestarikan permainan tradisional yang ada. agar anak cucu kita dapat ikut merasakan asyiknya memainkan permainan tradisional yang ada.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep assimilasi, Alkulturasi, Sosialisasi, Enkulturasi

PERMAINAN TRADISIONAL